Kisah ini berawal ketika aku mendapat tugas untuk survey, kira-kira berapa jumlah pengunjung suatu mall di Jakarta pada setiap sore hari. Sebenarnya ini pekerjaan yang membosankan, tapi apa boleh buat yang penting kerja daripada nganggur. Tibalah aku di mall tersebut, aku mulai mengecek banyaknya motor dan mobil yang parkir di parkiran mall pada sore hari. Setelah selesai aku bikin asumsi.. barulah aku masuk ke dalam mall untuk menghitung jumlah kira-kira pengunjung disana.
Aku agak sedikit bingung, ketika banyak wanita aneh yang senyum gak jelas padaku begitu papasan. Ketika gak sengaja liat cewek mungil berjalan menunduk lewat begitu aja. Dan anehnya aku balik badan dan spontan ngejar tuh cewek.
“Maaf mbak, kalau bioskop ada di lantai berapa yak?” pura-puraku bertanya padanya. Untungnya dia mau jawab walaupun dengan kepala masih menunduk.
“Naik satu lantai lagi mas” jawabnya singkat
“Makasih mbak, maaf sudah ganggu perjalanan mbaknya” kata-kata yang ngeluncur gitu aja dari mulutku.
“Oh ya mbak ada yang lupa, maaf ya sebelumnya, mbak ini baru ada masalah ya kog jalannya nunduk dan wajahnya cemberut gitu?” tanyaku sok akrab. Akhirnya mbak yang aku sapa ini menatap aku dan senyum sedikit dan berkata
“Gak tuh, sok tau kamu, emangnya kenapa sih tanya-tanya. Emang kamu mau temenin aku muter-muter disini?” jawabnya agak ketus.
Cerita Dewasa – Kamipun akhirnya jalan bareng. Lama kelamaan aku berani untuk mengandeng tangannya dandia gak marah. Jangan-jangan ini cewek karir di mall ini. Pikirku dalam hati. Aku yakin cewek ini high class karena polo shirt yang dia pakai branded dan wangi parfumnya diatas 500ribuan.
Setelah berjalan muter-muter, aku mencoba untuk ajak dia makan atau sekedar minum juice dan kuajak dia untuk keluar dari mall itu. Diapun nurut aja ketika tangannya kutarik untuk segera bergegas. Pas berjalan keluar, secara tak sengaja tanganku beberapa kali nyentuh bagian pinggir toket cewek yang bahkan aku belum tau namanya siapa. Tanganku digenggam dan diapit hingga bener-bener nempel ke samping toketnya. Pikiranku langsung kacau, yang tadinya pingin pelan-pelan dulu atur strategi tiba-tiba nekat ngomong.
“Mbak, maaf gimana kalau kita booking kamar dan ngobrol disana” celotehku memberanikan diri. Reaksi dia bener-bener diluar dugaanku
“Emangnya kamu mau nginep berapa hari di hotel?” tanyanya yang bikin jantungku berdegup kencang.
Cewek yang setahuku tadi pendiem kalau ngomong sopan dan pelan, ternyata dia malah lebih berani daripada aku. Kujawab dengan tawa saja pertanyaan yang dia ajuka padaku. Sampe akhirnya aku menyetop taksi dan menuju hotel yang dekat dengan mall tersebut.
Jantungku makin berdetak cepat, ketika aku benar-benar sudah masuk di kamar hotel yang kami tuju. Ada banyak seribu tanya dalam hatiku tentang gadis ini, tapi sekali lagi kata hatiku menenangkan diriku. “Tenang saja… dia wanita baik-baik yang kebetulan suka sama aku”
Kunyalakan TV dan duduk di samping ranjang. Kumulai membuka omongan dengan menanyakan namanya. Reaksi dia pas aku tanya begitu, dia malah ketawa dan berkata
“Lucu ya cowok disini, beda sama cowok Hongkong, kalau disana pasti tanya nanya nama, pekerjaan, tinggal dimana. Tapi kita kok baru tanya nama setelah masuk hotel…hahaha” Katanya sambil ketawa garing. Ada perkataan dia yang membuat aku makin deg-degkan.
“Nama no.1 ya bagimu, bukankah romantisnya dulu yang diutamakan?”
Waduh kacau nih cewek , pikirku. Malah jadi dia yang agresif dan aku dibikin KO gak bisa ngomong lagi. Akhirnya aku alihkan arah pembicaraan kita, aku tanya padanya, kenapa kog jalan di mall sendiri.
Aku mencoba sesantai mungkin, kulepas sepatuku dan kurebahkan tubuhku di atas kasur. Setelah hening beberapa menit, cewek ini mau juga cerita siapa dirinya.
“Aku tuh TKW mas, baru saja balik dari Hongkong, Sudah 2tahun aku disana dan kontraknya sudah habis. Aku aslinya dari Solo, cuma baru sekarang bisa jalan-jalan ke mall di Jakarta”
Sambil lanjutin cerita, dia mulai rebahan di sampingku dan bahkan tangannya berani megelus rambutku. Dia bercerita banyak, mulai dari awal kerja sampai batapa senangnya kalau tinggal disana.
Kira-kira sudah 30 menitan dia cerita, tapi aku masih belum berani ambil keputusan, apakah yang aku lakkan terhadap cewek ini. Terpaksa deh aku nekad bilang sama dia
“Kalau aku pakai celana pendek kamu keberatan gak?”
Dia bukan hanya ngangguk boleh, malah dia juga ikutan buka kaos kakinya yang berwarna pink dan buka melepas juga polo shirt sama celana panjang katunnya. Sial aku malah tambah salah tingkah. Apalagi pas aku lihat merk victoria secret 34B dan celana span pink yang menunjukan bentuk pantat dan pinggulnya yang terawat banget. Tapi aku tetep aja pura-pura cuek. Semetara dia gantungin polo shirt dan celana panjangnya.
Sekarang posisi kami sama-sama rebahan, kepala dia diatas dadaku yang masih pake kemeja, dan dia berkata padaku
“Kemejamu lepas aja mas biar gak lecek”
Aku merasa isyaratnya sudah makin jelas. Tapi aku tetep aja pura-pura gak tau arah omonganya kemana. Kulepas kemejaku dan aku kembali rebahan lagi dan kembali diletakkan kepalanya di atas badanku. Kumencoba mengatur nafasku agar tak kelihatan kalau aku sebenarnya sngat gugup. Apalagi saat dia bilang padaku
“Kamu kelihatannya sudah gak sabar ya…emang kamu sudah bawa kondom?” serasa jantungku berhenti berdetak. Hahahaha.
Tanpa berlama-lama langsung saja kulumat bibir mungilnya dan kumainkan lidahku ke dalam mulutnya. Dengan nafsunya kulumat habis bibirnya. Dia mendesah seperti cewek-cewek yang bermain di film bokep. pegangan tangan dia makin kenceng kepunggungku dan lidahnya ikut masuk bermain-main di dalam mulutku. Pas sedang asyik-asyiknya saling melupat, aku mencoba untuk melepas tali BHnya. tiba Tiba-tiba ciumanya dia hentikan dan berkata,
“Mas, namaku Sinta, mas sendiri namanya siapa?” sambil menatapku lembut penuh gairah.
“Namaku Okto” jawabku
Kembali kami saling melumat. Cewek ini benar-benar sudah sangat lihai. Dalam hatiku berkata, jangan-jangan cewek ini pemain film bokep. Ciumannya turun berganti ke kontolku. Dia menciumi kontolku dari luar CD. Tanpa ragu lagi aku langsung melepas celana kolorku dan CDku. Lidahnya begitu lembut ketika menjilati kontolku. Aku mencoba untuk meremas toketnya, tapi dia menepis tanganku. Aku disuruh diam dan menikmati permainannya saja. Intinya dia yang berkuasa.
Kontolku dilahap habis oleh mulutnya sampai mau muntah tapi ditahan., mungkin kontolku masuk sampai tenggorokannya. Saat itu juga aku merasa ada yang mau keluar dari dalam kontolku dan akhirnya
“Crooot…crooot…croot” pejuhku keluar semua masuk ke dalam tenggorokannya. Kepalanya kutekan supaya kontolku masuk kedalam lagi.
Ketika aku melepas kontolku dari mulutnya, kepala kontolku tak menyisakan pejuh sedikitpun. Mungkin dia telan semua pejuhku. Babak satu untukku blow blast job terdahsyat yang pernah aku rasakan dalam hidupku.
Setelah itu kami pun rebahan kembali. kuatur nafasku yang sempat terenggah-engah karena tingkahnya. Sekitar dua menit kami istirahat dia mulai lagi mengulum kontolku dengan lembut. Gak pakai lama, gairahku naik lagi.
Kali ini aku yang menguasai permainan,Kulepas Cdnya, kudekati memeknya, kujilati dan kusedot klitorisnya, lubang memeknyapun habis aku lumat. Kepalaku dijepit sama dia. Tapi masih bisa bernafas kog, hehehe. Sinta mendesah dan mengerah nikmat
“Ssssttt..aaahhh…ooohhh nikmatnya”
Kepalaku langsung ditarik ke wajahnya, kami berciuan hebat lagi. Sambil membisikan kata-kata manis
“Permainanmu sungguh hebat mas, puasin aku ya?”
Langsung saja kuarahkan kontolku ke lubang memeknya yang tak berambut.Dia memintaku untuk pelan-pelan ketika memasukan kontolku. Kuturuti permitaannya. Kutusukkan pelan kontolku ke dalam memeknya
“Blesss…blesss…” Sinta menggeliat menahan nikmat.
Kugoyangkan kontolku berirama, kutekan pantatku supaya kontolku masuk semua ke dalam memeknya. Hampir 10menit aku menyodok dan menggoyang memeknya, keringatku bercucuran membasahi badan Sinta. Kaki Sinta menjepit pinggulku sambil terus mendesah.
“Ooohhh mas, terus maaass…” Dia memelukku dengan erat sekali, dan teriak
“Aku keluar maasss..aahhhhh”. Dia menciumi seluruh tubuhku yang basah oleh keringat.
Aku pikir itu permainan terakhirku. Tapi pikiranku salah, karena dia kembali melumat kontolku dengan nafsu yang membara. Kali ini jilatannya lebih ganas lagi, dia tak hanya menjilati kontolku. Digigitnya kontolku karena gemas dan disedotnya kepala kontolku sampai aku menggelijang menahan linu dan enak.
Sinta langsung ambil posisi menindihku. Dimasukin lagi memeknya ke kontolku yang masih tegang. Kuremas toketnya, kupilin-pilin putingnya dia mendesah nikmat. Lalu aku iseng-iseng tanya sama dia
“Pernah gak, anusmu disodok sama kontol” tanyaku masih dalam posisi digoyang sama Sinta.
“Iiihh, kamu tanya apaan sih, gak pernahlah, sakit donk” jawabnya sambil terus menggoyang kontolku.
“Gimana kalau kita coba” kataku.
“Kalau kamu mau ayo gak masalah” jawabnya sambil turun dari atas tubuhku.
Dan akhirnya kami nekad, kutusuk anusnya dari belakang. Kumasukan pelan-pelan, memang pertamanya agak sulit, tapi aku terus mencoba dan akhirnya “Blesss….” Sinta teriak kesakitan
“Aduuh maass, sakiit…” dia meringis menahan sakit. Tangannya menarik sprai kasur.
Tapi aku tak memperdulikannya, aku terus menyodok anusnya pelan-pelan, Setelah aku merasa akan keluar untuk yang kedua klainya, sodokanku kupercepat. Sinta meringis menahan sakit. Dan sampailah “Crooot…crooot…” pejuhku kukeluarkan semua ke dalam anus.
Aku benar-benar merasakan kepuasan yang teramat sangat. Ini pengalaman Sex ku yang tak bisa kulupakan. Kamipun terkapar lemas diatas kasur. Kami sama-sama puas dengan permainan ini.