Tidak bisa kupungkiri, kalau cowok ABG tetangga ku itu memang seorang pemuda tampan yang bertubuh atletis. Umurnya baru 19 tahun. Aku yakin kalau dia rajin berolah raga sehingga postur tubuhnya sangat gagah. Otakku pun langsung berpikir keras gimana caranya agar aku bisa ngentot bersamanya. Karena sudah lama aku tak mendapat kepuasan dari suamiku.
Namanya Galih, senyumnya sangat manis sekali, membuat diriku yang sudah berusia 40 tahun ini jadi semakin bergairah ingin ngentot dengannya. Aku berpikir untuk mencari akal, gimana caranya agar bisa dekat dengannya tanpa dicurigai oleh siapapun, terlebih kedua orangtuanya adalah sahabat dekatku. Tak henti-hentinya otakku terus mencari ide. Hingga suatu ketika aku diundang oleh Bu Windu. Bu windu adalah ibu dari Galih.
Begitu akau dan bu Windu ngobrol di teras rumah mereka, tiba-tiba Galih masuk dan memberi salam kepada kami, lalu ibunya menyuruh Galih untuk bersalaman denganku. Dengan wajah malu Galih mendekat padaku, persis ketika bu Windu membetulkan letak pot bunganya. Ketika Galih menyalamiku aku mencoba menggodanya dengan memainkan jariku di telapak tangannya. Entah darimana datangnya keberanian ku untuk melakukan itu. Galih pun membalas dengan mengedipkan mata dan tersenyum manis. Akhirnya pucuk dicinta ulam pun tiba.
Lumayan lama aku dan bu Windu ngobrol, sampai akhirnya kami bercerita tentang perawatan rambut, aku menggunakan daun lidah buaya sebagai perawatan rambutku dan itu kuceritakan pada bu Windu, dan rupanya bu Windu tertarik dan ingin meniruku. Akupun berkata pada bu Windu kalau mau daun lidah buaya bisa mengambil di rumahku.
Bu Windupun langsung menyuruh Galih untuk mengambil daun lidah buaya ke rumahku. Galih di suruh memboncengkanku.
Galih pun bersedia untuk memboncengkanku. Rumahku dengan rumah bu Windu kira-kira berjarak 2km. Begitu keluar kompleks dan memasuki tikungan, aku merapatkan tubuhku ke punggung Galih, kutempelkan dadaku ke punggungnya, kemudian ku peluk Galih dari belakang. Pas di tempat sepi, aku langsung meremas kontolnya dari luar celananya.
“Burungmu besar juga yaaa…” bisikku di telinganya. Entah muncul dari mana lagi keberanianku ketika meremas dan membisikan kata-kata itu kepadanya. Mungkin karena aku sudah sangat horny.
“Hahhaaa…apa iya tante?” jawabnya singkat sambil meringis dan tetap membiarkan tanganku meremas kontolnya.
“Tante boleh pinjam gak nih?” tanyaku lebih berani.
“Boleh-boleh aja tante, tapi dimana?” taklu sangka ternyata jawaban Galih lebih berani lagi.
Dalam hatiku berkata “Yess, akhirnya apa yang aku impikan bisa terwujud”
Setiba kami di rumahku, begitu membuka pintu aku langsung menarik Galih untuk masuk ke dalam rumah. Di ruang tamu aku lantas memeluk dan menciumi bibirnya dengan ganasnya.
“Pintar juga kamu…” bisiku padanya.
Galih tak menjawabnya, dia menarik kembali tengkukku dan kembali kami berciuman, lidah kami saling bertautan. Sambil tangannya meremas payudaraku yang cukup besar ukurannya.
“Buka dong kontolmu, biar tante bisa melihatnya” pintaku merayu.
Galihpun langsung membuka risleting celananya dan mengaluarkan kontolnya yang sudah mengeras. “Gila benar-benar burung yang super besar”. Pikirku dalam hati. Tangankupun langsung mengarah ke kontolnya. Aku mengambil posisi jongkok di hadapannya, Kujilat kontol yang mengacung di depan mukaku, Kulirik Galih yang sedang menikmati jilatanku sambil mengelus rambutku.
Setelah puas bermain kontol dengan mulutku, segera kulepas baju dan CD yang kupakai. Kutuntun Galih untuk duduk di kursi, dan kemudian aku menaiki duduk diatas Galih sambil kuarahkan kontolnya agar masuk ke memekku yang sudah basah. “Sleeeeppp…” akhirnya kontol yang super besar itu masuk ke dalam lubang memekkku.
“Enak sayang?” tanyaku manja.
Galih tak menjawabnya, dia memejamkan matanya dan memelukku dengan kuat. Aku sadar dia masih sangat muda, mungkin aku adalah wanita pertama yang bersetubuh dengannya. Galih mengerang menahan nikmat. Tak berapa lama Galih memelukku lebih rapat, dan akupun mengimbanginya dengan terus kugoyangkan memekku, karena aku tahu kalau dia bakal mencapai klimaksnya. Akupun menggoyangkan memekku lebih ganas agar aku bisa mencapai klimaks bareng sama Galih. Sambil memainkan putingku Galih teriak tanda dia sudah orgasme. Setelah spermanya lepas, aku terus menggoyangnya, sebelum kontolnya mengecil, Dan akhirnya akupun ikut orgasme.
Begitu permainan selesai aku lantas mengajak Galih ke kamar mandi untuk mandi bareng. Galih terlihat malu-malu dia menudukan kepalanya. Aku kembali memeluknya dan mencium pipinya sambil berbisik,
“Biasa aja Lih, gak usah malu cuma ada kita berdua di rumah ini” bujukku merayu.
Di kamar mandi aku menyabuni seluruh badan Galih. Kontolnyapun kuelus kembali dengan busa sabun. Setelah selesai mandi dan memakai pakaian kita masing-masing, kamipun menuju ke kebun untuk mengambil daun lidah buaya pesanan bu Windu.
Kemudian kami balik ke rumah bu Windu lagi. Dalam perjalanan kami sempat menghentikan perjalanan dan bertukar nomor HP. Setelah kejadia tadi kami akan janjian untuk ketemu lagi untuk mengulangi persetubuhan kami lagi. Aku akan menelponnya kala suami sudah pergi ke kantor. Tapi pada akhirnya kami janjian untuk bertemu di sebuah tempat untuk pergi ke hotel yang cukup terpencil tempatnya bersama-sama. Di hotel itu kami memuaskan diri kami dengan berbagai posisi. Aku mengajarinya berbagai posisi seks.Kelihatan Galih sangat menikmatinya.
Hubungan rahasiaku dan Galih berjalan cukup lama, sampai akhirnya Galih harus bekeja di luar kota. Sungguh Pengalaman seks yang luar biasa bersma brondong.