Aditya Pagi hari itu sudah berangkat mengendarai sebuah mobil, Pria 30 tahun itu adalah seorang supir Taksi.
“Adit, tumben nunggu disini”,
“Iya bro, coba suasana baru” Pria yang sering dipanggil Adit itu tampak bercakap dengan teman seperjuangannya yang baru saja lewat.
Aditya memang tidak biasanya berhenti dan menunggu penumpang didaerah tengah kota, karena biasanya ia memilih untuk menunggu penumpang dipinggir kota yang dekat pasar dan mall. Ditengah kota ini malah banyak tempat penginapan dan juga taman kota. Ia mulai berkenalan dengan beberapa pedagang dan juga beberapa orang yang sering berkeliaran disekitar daerah tengah kota itu, sudah beberapa hari berlalu, dan tampak sudah banyak penumpang yang menggunakan pelayanan taksinya.
“Mas, Taksi..” Seorang perempuan mendekati taksi milik Aditya. Aditya yang bersandar dimobil taksinya itu segera membuka pintu belakang mobil itu, dan perempuan itu masuk kedalam, pria itu lalu menuju kursi depan dan bersiap mengemudikan taksinya.
“Mau kemana mbak?”,
“Ke ****** mas”,
“Oke mbak” Aditya sempat kagum, penumpangnya itu ternyata cantik sekali, mungkin lebih muda beberapa tahun darinya.
Segera Aditya mengemudikan mobilnya dan mengantar perempuan itu. Beberapa menit kemudian Taksinya sudah sampai ditempat tujuan.
“Brp mas?”,
“50 ribu mbak”,
“Mahal kali, kalau jadi pelanggan tetap dapet diskon nggak?”,
“Ya gak bisa mbak, kan tarifnya udah diatur dimeterannya ini“,
“Ya udah mas, ini” Perempuan itu menyodorkan uang, setelah diterima Aditya, perempuan itu segera turun.
“Makasih mbak”,
“Eh mas, besok ketempat yang tadi bisa?”,
“oh, saya selalu disana mbak”,
“Oke, besok tunggu Disana mas”,
“Siap mbak”. Perempuan itu pergi meninggalkan Aditya. Sempat difikiran supir taksi itu bagaimana cantiknya perempuan itu, sambil ia terus melanjutkan pekerjaannya. – Cerita Dewasa
Keesokan harinya, Aditya sudah menunggu ditempat biasanya. Ternyata perempuan kemarin itu sudah kembali menemuinya.
“Taxi mbak?”,
“Iya mas” Kembali Aditya mengantarkan perempuan itu.
“Alamatnya tetep yang kemarin itu mbak?”,
“Beda lagi mas, jalan aja kealamat kemarin, nanti aku bilangin kalau berhenti”,
“Siap mbak” Kembali Aditya mengemudikan taksinya ditemani perempuan cantik itu.
Dalam perjalanan, Aditya jadi tertarik untuk menanyakan nama penumpang cantik itu.
“mbak, boleh Tanya?”,
“hmm? Tanya apa mas?”,
“Namanya siapa mbak?”,
“Saya Alivia mas”,
“Oh, saya Aditya”,
“panggilannya siapa mas?”,
“panggil Adit aja mbak”,
“Oke deh…” Sempat terpasang senyum diwajah mereka berdua.
Beberapa menit kemudian, Aditya harus menghentikan mobilnya,
“Stop situ mas” Segera taksi itu menepi,
“Turun sini mbak?”,
“mas Adit tunggu bentar, saya panggil seseorang”,
“oke mbak” Perempuan itu mengeluarkan handphonenya, dan segera menelpon seseorang.
“Halo? Iya om ini Via…iya ini udah didepan…udah saya carikan taksi…iya om, saya tunggu” Tak lama menunggu, tampak seorang pria mendekati taksi, dan kemudian masuk dikursi belakang menemani Via.
“Hai Via..”,
“Hai juga Om…cup” Alivia mencium om-om itu, sempat Aditya kaget mengetahui hal itu.
“Hehehe, Yuk mas lanjut”,
“Kemana tujuan selanjutnya mbak?”,
“Kembali ketempat tadi mas” Adit sempat bingung, namun ia segera menuruti kemauan Via itu. Dalam perjalanan kembali ketengah kota, Aditya mau tak mau mendengarkan Alivia bercakap cakap dengan om-om itu,
“Hehe, ya gitu deh om…”,
“Kamu memang cantik ya, persis kayak difoto itu”,
“Masak sih om? Kayaknya cantikan yang asli dari pada yang difoto? Hehe”,
“Bisa aja kamu, hehe” Aditya sempat berfikir kenapa Perempuan muda itu sangat akrab dengan om om itu. Beberapa menit kemudian taksi milik Aditya sudah tiba ditempat semula.
“ini mas, kembaliannya ambil aja”,
“w…wah, terima kasih om..eh pak”,
“Sip, yuk cantiik ikut om” Alivia lalu turun bersama om-om itu.
Dalam mobil taksinya itu Aditya melihat Alivia berjalan menuju hotel didekat sana bersama Om-om itu. Aditya mulai berfikir yang tidak tidak, namun ia kembali melanjutkan pekerjaannya sendiri. Keesokan harinya lagi, Aditya sudah ditempat biasa, ia berharap Alivia menemuinya lagi. Tak diduga, bukannya Alivia yang datang, malah Om-om yang kemarin bersamanya itu yang menemui Aditya. – Cerita Sex
“Eh mas ini lagi, antarkan saya pulang ya, kerumah saya, tau kan? yang kemarin itu”,
“Oh, iya pak, siap…” Segera Aditya mengantarkan Om-om itu menuju rumahnya kemarin.
Kembali ditengah perjalanan Aditya tertarik menanyakan pertanyaanya kepada penumpangnya itu,
“m..Pak, boleh saya Tanya sesuatu?”,
“Silahkan mas, pasti Tanya soal Alivia toh?”,
“w..wah, bapak tau jalan fikiran saya”,
“Iya lah, Si Alivia itu tadi saya tinggal dikamar hotel” Aditya sempat shock, pikiran negatifnya mulai kembali teringat dari kejadian kemarin.
“oh, jadi mbak Via itu…”,
“Dia cewek panggilan mas, mumpung ada uang Aku nikmati aja sehari bercinta dengan cewek cantik itu, hahaha” Aditya berusaha agar tidak tampak kaget dan menjawab pernyataan Om-om itu,
“o..ooh, begitu ya pak, pasti bapak ini puas sekali…”,
“Betul mas, wah, luar biasa nikmat deh memeknya Alivia”
Aditya tak berfikir Om-om itu akan menjawab dengan begitu lepas. Aditya memilih diam dan mengantar Om-om itu, tak lama taksinya sudah tiba dikediaman penumpangnya itu.
“Ini mas”,
“Terima kasih pak”,
“Loh kembaliannya mana?”,
“Eh, maaf pak, ini…”,
“Kemarin kan soalnya ada Alivia, sekarang beda cerita, haha, yuk mas”,
“iya pak…” Aditya kemudian meninggalkan tempat itu. Diperjalanan
Aditya berfikir cukup dalam, ia tak mengira cewek secantik Alivia itu adalah cewek panggilan yang sering memuaskan hasrat seks para pria berduit.
Beberapa hari kemudian, Aditya tidak menemukan Alivia menumpang taksinya, kembali muncul pertanyaan dikepalanya. Namun
disuatu hari, saat malam itu Aditya akan pulang, namun ia melihat Alivia mendekati taksinya.
“Hai mas Adit, lama tak jumpa..”,
“Eh, mbak Via, taksi mbak?”,
“Iya dong, masak mau diem disini sama mas Adit, haha”,
“Mungkin aja kalau mbak Via mau ya gak papa, hehe, kemana ini mbak?”,
“Pulang kerumahku mas”,
“Oke deh mbak” Aditya mengantar Alivia pulang. Dalam perjalanan, Adit sempat diberi petunjuk jalan dimana rumah perempuan cantik itu. Aditya sempat memperhatikan sepertinya Alivia tampak kelelahan.
“mm…mbak, kok tumben keliatan lemes gitu..”,
“Kepo yam as Adit? Haha”,
“Ya maaf, pasti habis kerja ya?”,
“I…iya mas, capek” Aditya kemudian diam dan memilih mengemudi dengan tenang, sambil sesekali melihat Alivia dari spion tengah mobilnya itu.
Beberapa menit kemudian Ia sudah menepikan taksinya dan Alivia segera turun setelah membayar tariff taksi itu.
“Sampai ketemu lagi mas Adittt”,
“i..iya mbak, terima kasih” hari itu berbeda, Adit melihat Senyum yang sangat manis ditunjukan Alivia saat berpamitan padanya.
Aditya dalam perjalanan pulangnya sempat tersenyum sendiri, memikirkan si Alivia itu.
Besok paginya, Aditya sudah stay ditempat nongkrongnya menunggu penumpang. Pagi itu ia sudah kaget melihat Alivia menemuinya, karena tak pernah sebelumnya perempuan cantik itu menemuinya dipagi hari.
“Mbak Via? Tumben pagi pagi udah kesini” Tampak Alivia diam saja, perempuan itu langsung masuk kedalam taksi milik Aditya.
“Kemana ini mak Via? Pulang?”,
“Iya mas…” Aditya tau ada yang tidak beres karena Alivia tidak secentil dan tampak sedikit lebih tenang.
Segera saja Aditya mengantar Alivia pulang. Aditya selalu menyempatkan waktu melirik si cantik Alivia, sempat Alivia menyadari kalau Aditya itu meliriknya, namun Aditya segera kembali fokus mengemudi, meski pandangannya tak seperti biasa, Aditya tetap terpesona kecantikan pelanggan setianya itu. Setelah tiba dirumah Alivia, perempuan itu segera turun, namun tak mengeluarkan uang.
“M..mbak, anu… itu…”,
“bayarnya mas? Mm… ngutang dulu boleh mas?”,
“Waduh, gimana ya mbak?” Aditya menggaruk lehernya, dan Alivia kemudian mendekati pria yang duduk dikursi pengemudi itu.
“mm… Mas Adit, turun bentar deh, ikut aku kedalam rumah”,
“Eh, tumben mbak”, “Uangnya…didalem soalnya”,
“Gitu ya, ya udah deh…” Aditya menurut, ia turun dari taksinya dan menguncinya, kemudian mengikuti Alivia kedalam rumah itu.
Aditya mengetahui rumah itu sangat sepi,
“Kok sepi sekali mbak?”,
“Lagi keluar temenku, duduk dulu deh mas” Aditya kemudian duduk disofa bersama Alivia, pria itu sempat merasa canggung, karena tak seperti ditaksinya, kini ia sudah bersebelahan dengan sicantik itu.
Aditya jadi malu mengetahui Alivia itu sedangmemandanginya,
“mm…. mbak Via, anu…”,
“Apa mas Adit?”, “ndak, itu loh…apa…mmm…” Aditya makin bingung, Alivia yang cantik sekali itu tersenyum kepadanya.
“Berapa sih bayarnya mas?” Alivia merapat kesebelah Aditya, membuat pria itu jadi makin bingung.
“Ya.. kayak biasanya itu mbak”,
“Kalau aku gak punya uang, gimana mas?”,
“mm…iya sudah mbak, gak papa, besok besok kan juga ketemu lagi..”,
“Hehe, beneran kan mas?”,
“Iya beneran, kalau gitu saya mau berangkat lagi aja mbak” Belum sempat berdiri, Alivia meraih tangan Kiri Aditya itu, dan merangkulnya dengan erat.
“Mas Adit disini aja… temenin Via” Aditya menelan ludah, sambil berusaha tetap tenang. “gimana ya mbak? Aku kan musti…”, “Ayolah mas, Hari ini… Aku gak ada yang nyari… Tadi dibatalin ketemuannya, hiks” Aditya kaget, ternyata Alivia itu benar benar cewek panggilan,
“Jadi…mbak Via ini beneran kalau kerjanya…”,
“Tuh tau…hehe…”,
“Terus, kalau aku disini… mbak Via mau…”,
“Mas, itu liat deh” Alivia menunjuk kekanan, Aditya menoleh, namun tidak ada apa apa.
“Nggak ada apa ap…mmf!” Saat menoleh kembali kehadapan Alivia, Aditya sudah disambar mulutnya oleh bibir merah Alivia, Pria itu kini berciuman dengan Alivia.
“mm…cup…mmm…” Alivia melumat mulut pria itu, sambil lidahnya sudah bergerak gerak, membuat Aditya kebingungan, Pria itu melihat wajah cantik Alivia itu sudah sangat dekat dengannya, Aditya masih membuka matanya, tak seperti Alivia yang menutup matanya sambil menikmati cumbuan itu.
“mm…mbak..mm..”,
” ayo mas bales ciumanku…mmm…” Aditya menurut, mau tak mau ia harus membalas permainan lidah Alivia itu, kini ia dengan nikmat bercumbu dengan perempuan cantik itu.
Beberapa saat kemudian, Alivia berhenti, lalu berdiri dihadapan Aditya.
“Hehe, Mas Adiitt, aku cantik gak sih?” Alivia bergerak layaknya model majalah dewasa dihadapan Aditya, pria itu malah melongo, ia tak pernah berfikir kalau si cantik Alivia akan mempertontonkan kecantikannya langsung didepan matanya.
“mm…mbak Via cantik banget kok, dari pertama ketemu… sampai sekarang juga… makin cantik kok”,
“Makacih mas ganteng… hehe” Aditya tak pernah dipanggil ganteng oleh siapapun, kecuali orang tuanya sendiri.
“Ah, bisa aja mbak…” Alivia lalu menunduk dan mendekat menghadap Aditya lagi
“Mas Adiitttt, aku udah ngebet pengen ngeseks nih, Mas Adit mau kan ngeseks saya aku?” PIkiran Aditya meledak, Berciuman saya tak pernah terfikirkan, malah sekarang diajak ngeseks, Aditya tak bisa menolak permintaan perempuan cantik itu, apalagi saat Alivia menunduk, belahan dadanya itu membuat Aditya makin tertarik.
“mmmm…gimana ya mbak? Kasian mbak Vianya juga… gak ada yang nemenin”,
“iiih, gak usah sok cool deh, huuh, dasar, biasanya sering goda goda ditaksi gitu, haha”,
“iya iya, aku mau deh”,
“Yeeees, cup… yuk mas, sini sini kekamar…” Aditya gembira setengah bingung, kini ia dibawa Alivia menuju kamarnya.
Alivia segera melompat keatas kasur, lalu dengan posisi menantang, perempuan cantik itu mengajak Aditya untuk segera memulai adegan asyik itu.
“Hehe, ayo mas Adiit, Bukain pakaianku doong…hehe” Aditya hatinya meleleh, mendengar godaan itu dari si cantik Alivia, tanpa ragu ia mendekati Alivia.
Aditya perlahan mendaratkan tangannya dikedua bahu sicantik Alivia. Karena Alivia memakai baju yang tak menutup lengannya, Aditya tinggal menurunkan baju itu dari atas buah dada sicantik itu. Perlahan bajunya diturunkan, Aditya kembali menelan ludah setelah baju itu sudah terlepas. Kemudian ia sempat terdiam, karena kagum melihat tubuh mulus milik Alivia itu, perut dan buah dada yang masih ditutupi bh saja sudah membuatnya terangsang. Alivia kemudian melepas bhnya tanpa menunggu Aditya,
“Mas Adiit, check my mountain please.. hehe” Aditya tak mengerti ucapan Alivia, tapi ia tau sicantik itu ingin buah dadanya yang bundar dan menggemaskan itu untuk segera dimainkan. – Cerita Ngentot
Segera kedua tangan Aditya mendarat digunung kenyal milik Alivia, Aditya menghela nafas panjang, ia baru pertama menyentuh langsung gundukan indah itu.
“Wow, mbak Via… aku… uuh, gemesnya…” Aditya mengelus dan menggoyang kedua buah dada milik Alivia itu dengan nikmat, Alivia kini sudah tersenyum gembira, tidak salah ia memilih supir taksi langganan.
“oouh…mmf…terus mas… enak deh…hmmf” Aditya hatinya terus berdetak kencang, sambil kini meremas buah dada montok ditubuh mulus Alivia itu.
Aditya tak kuasa melihat wajah cantik itu menatapnya dengan penuh hasrat. Aditya melesatkan kepalanya kearah buah dada itu, lalu segera ia mencium dan menjilati gundukan kenyal dan sintal itu.
Aditya mencium keringat Alivia yang malah membuatnya makin tertarik untuk
menelusuri tubuh indah sicantik itu. Aditya kini menjilat dan mengelus tubuh
bagian atas milik Alivia itu, dari bahu, ketiak, perut, dan buah dada milik
Alivia itu tak bisa ia tinggal begitu saja, lidahnya tak bisa berhenti bergerak
menikmati keindahan tubuh Alivia.
“Aaahn…mmf…Geli deh…mas Adit suka jilat jilat
yach..ooh…sshh…aahn” ,
”mm…m..aah…tubuh mbak Via wangi dan nikmat untuk ditelusuri, huh, sungguh mempesona…mmm..cup”,
“aaahn…ooh…uuhf” Alivia mendongakan kepalanya keatas, saat Aditya mencium lehernya. Tak lama, Alivia sudah tak tahan, ia mendorong Adit, lalu membuka celana pria itu.
“Gantian dong mas, aku mau juga… jilat jilat yang enak, hehe” Kontol tegak milik Aditya segera ditangkap oleh Alivia, dan mulai dikocok dengan nikmat.
belum pernah diginiin sama perempuan”,
“Asyiik, masih perjaka nih mas Adit?”,
“Bisa dibilang begitu..hehe..uuuh” Alivia jadi liar mengetahui Aditya masih belum pernah bercinta, namun sudah sehebat itu menjamah tubuhnya.
Segera kontol tegak itu dikocok dengan hebat, tak lama Alivia memasukkan kepala kontol Aditya itu kedalam mulutnya. LIdahnya bukan main liar, menjilat kepala kontol milik Aditya itu dengan cepat, lidah perempuan itu berputar putar dan menjilat kepala kontol Aditya yang basah oleh cairan bening. Aditya yang keenakan itu memegang kepala Alivia, dan menggerakkannya, kini Alivia mengulum kontol besar pria itu dengan cepat mulutnya sudah dipenuhi kontol besar itu.
“mm…mm…ofhg…mm..slruup..mmm..”,
“oooh, luar biasa, uuuh” Aditya tak kuasa menikmati sensasi yang pertama kali ia rasakan itu.
Croot crooot crooot, Alivia kaget seketika saat mulutnya sudah terisi cairan putih yang keluar dari kontol Aditya.
“oghf..mm..gleegk..uhuk uhuk…mmf…wow… hehe”,
“Ouuh, uuh”, “Asyiik, keperjakaan mas Adit aku yang ambil, hehe, ayo mas kita lanjutkan, hehe” Alivia lalu melepas semua pakaiannya yang tersisa, Kini Perempuan cantik itu sudah telanjang bulat, tubuh mulus nan mempesona itu membuat Aditya sudah kembali terangsang.
Alivia merebahkan tubuhnya dikasur, sambil membuka selangkangannya. Lubang diantara paha mulus itu tampak sudah basah kuyub.
“Mas Adiit, Bantuin Via ya… Memekku minta dijilati juga, kan mas Adit hebat kalau disuruh jilat jilat, hehe” Tak perlu menjawab, Aditya mendaratkan kepalanya atas selangkangan tak berbulu itu, lalu lidahnya segera bergerak gerak, dengan liar menikmati cairan dalam lubang memek Alivia.
“mm..mm…mm… slruup.. mmm …mmm… wow… sedap ya mbak memeknya…mm..” Alivia tak mengira Aditya begitu hebat menjilati lubang kewanitaannya,
“Aaahn…aaahn…oooh…hebat banget mas…aaahn” Beberapa menit berlalu, Alivia sudah tak kuat menahan geliat lidah Aditya dilubang memeknya.
Perempuan itu mendorong kepala Aditya, menghentikan aksi jilatan mautnya.
“Udah mas, bisa sehari mas Adit jilatin memekku nanti, haha”,
“hehehe, maaf ya cantik, Aku gemes dan seneng banget bisa menikmati memeknya mbak Via”,
“Udah mas, sekarang masukan punya nya mas Adiitt, puasin aku yaach” Alivia tersenyum sambil mengangkat tangannya seraya meminta Aditya menyetubuhinya.
Segera Adit melepas pakaiannya yang tersisa, lalu melesat mendekati Tubuh indah Alivia.
Kontolnya yang tegak kembali itu ditempelkan diatas lubang memek Alivia, tanpa berargumen, Aditya mendorong kontolnya masuk,
“Wow, mas…auh… besarnya…Aaahhhhh! Oooh!” Kontol Aditya mengisi penuh memek sicantik Alivia itu.
Aditya sempat Diam diatas tubuh Alivia, ia sedang merasakan kontolnya yang diselimuti dinding memek Alivia itu sedang membuat sensasi ternikmat dalam hidupnya.
“Waaah, nikmatnya mbak… waoow” , Alivia memeluk Aditya, buah dadanya menempel ditubuh Pria itu.
“aahn…ooh…ayo mas…gesekin mas…aaahn” Aditya menurut, perlahan ia gerak kan bokongnya, sehingga kontolnya terdorong keluar masuk mengoyak memek Alivia yang sudah tidak perawan itu. – Cerita Mesum
Tubuh Sicantik Alivia itu ikut bergoyang seiring hentakan kontol besar milik Aditya. Sleeb sleeb sleeb, Aditya terus menusuk memek nikmat itu, “ssh…Via yang cantik…kamu memang terbaik…oooh… nikmatnya memek kamu…”,
“Uuhf…ssh…aahn..aaahn…ooh… terus mas ganteng…lebih cepet..aaaahn” Aditya mempercepat interfal tusukannya, kini kontol besarnya mengoyak lubang memek Alivia itu dengan hebat, maju mundur keluar masuk tanpa henti.
“Aaahn…eih eih…ooh…super deh mas Adittt…aaaahn” kaki Alivia menyilang diatas tubuh Aditya, membuat mereka berdua semakin rapat bersetubuh dikasur yang ikut bergoyang itu.
Aditya tak menyangka pagi itu ia sudah bersetubuh dengan pelanggan setianya yang cantik dan sungguh nikmat itu.
Bermenit menit Aditya menusuk memek cewek panggilan itu, diiringi desahan dan suara indah tabrakan kontolnya itu.
“Oooh, Mbak Via…aku…mau keluar nih…”,
“Lepas dulu mas… ssh… sini biar aku hisap kontolmu..” Aditya berhenti, lalu berdiri dan menghadapkan kontolnya kearah Alivia.
Kontol itu langsung dilahap mulut Alivia, tanpa perlu menunggu, kontol itu sudah muncrat isinya, Crooot crooot crooot, Alivia tak kuasa menahan cairan sperma dalam mulutnya.
“Ofghhf..hooek…mmf..uhuk uhuk..oooh..aaah…mm…” Alivia sempat memuntahkan sperma dari mulutnya yang penuh, meski sudah menelan sisanya. Perempuan cantik itu lalu kelelahan di atas kasur.
“m..mbak Alivia…gak papa kan?”,
“uhuk…mmf…gak papa kok mas… aku seneng malah..hehe..uhuk..mmf” Alivia tampak meneteskan air mata, tentu karena tenggorokannya tadi dipenuhi sperma milik Aditya, meski kini sudah ditelan dan masuk kedalam perutnya.
Aditya kemudian memeluk Alivia, sambil mengelus rambutnya.
“Udah kan mbak? Aku udah puasin mbak Alivia kan?”,
“iya kok mas Adit, makasih ya…”,
“Gak usah bayar deh soal taksinya tadi, ini udah lebih dari cukup bagiku…”,
“hehe, emang itu mauku mas, cup” Alivia mencium kening Aditya, kemudian mereka berdua tersenyum lepas, dan kemudian tertidur dikasur itu.
SEtelah beberapa jam tertidur, Aditya segera bangun, berpakaian lagi, lalu membangunkan Alivia.
“mbak Via, aku pergi dulu ya…”,
“Loh kok pergi, Alivia sendiri dong..”,
“Kalau boleh nanti aku mampir lagi deh, kan mbak Via juga tiap hari ketemu saya”,
“hehe, iya deeh, hati hati mas yaa, nanti kita ngeseks lagi kan? haha”,
“Terserah mbak Via deeh, hehe, terima kasih mbak..” Aditya meninggalkan Alivia yang beristirahat itu.
Kembali ia mengemudikan taksinya, sambil tersenyum puas.
Kini Aditya benar benar senang, ia jadi semakin dekat dengan Alivia, karena sangat sering bertemu, juga sering sekali bercinta lagi. Aditya kemudian memilih menikahi Alivia, pria itu tak mau perempuan secantik itu dinikmati orang selain dirinya, dan pelak nanti Hidupnya diharapkan bisa lebih baik, dan lebih bermartabat.