Deyta adalah seorang mahasiswi asal Pekalongan, Jawa Tengah. Aqu mengenalnya waktu kita sama-
sama menjadi peserta dalem kegiatan workshop bagi mahasiswa/i. Dia peserta dari sebuah sekolah
tinggi ekonomi di kota S, sedangkan aqu dikirim mewakili kampusku. Selama workshop, sebenarnya
aqu sudah mulai merasa kalo dia memperhatikanku, sayg dia sudah mempunyai pacar.
Sehingga hubungan kita waktu itu cuma sebatas SMS. Sampai pada satu jumat malam di bulan
November tahun 2005, Deyta menelponku. Intinya dia mengatakan bsok pagi akan ke kota Y dan
minta aqu menjemputnya di terminal. Perkiraan kalo dia berangkat dari Kota S jam 7, maka jam 10
atau paling lambat jam 11 dia akan tiba di Y. Keesokan harinya pukul 10 pagi aqu sudah stand by di
terminal bus. Waktu sedang mencari-cari, tiba-tiba saja dari belakang Deyta mengagetkanku.
Dia tak banyak berubah, tinggi 168 cm, rambut sebahu, bentuk wajahnya tirus mirip seperti artis Nia
Ramadhani, tetapi tubuh Deyta lebih berisi, terutama dgn buah dada yg berukuran 34 B.
Sewaktu aqu terpana melicuma, lal tiba-tiba saja ia memelukku. “mas, aqu kangen. Pengen banyak
cerita sama kamu, pengen tukar pikiran dan diskusi kaya waktu workshop dulu” ungkapnya.
“iya..iya..udah ah, ga enak diliat orang banyak” kataqu sembari melepaskan pelukannya. “Mau nginap
dimana kamu malam ini? Masak mau langsung pulang ke S?”tanyaqu. “aqu nginap di kost masIdo aja
boleh khan?”jawabnya. “mana boleh non, bisa digrebek ama orang kampung” jawabku. Akhirnya dia
sepakat akan tidur di sebuah hotel melati dekat kostku, biayanya aqu bantu setengah, karena dia
juga tak membawa banyak uang.
Singkatnya, setelah Deyta mandi dan berganti pakaian kita berjalan-jalan keliling kota Y, selama
perjalanan, dia banyak bercerita tentang hubungannya dgn pacarnya yg mulai renggang dan sering
diwarnai pertengkaran. Setelah makan malam, jam 9 malam aqu mengantarkan dia kembali ke hotel
tempatnya menginap. Setelah itu aqu kembali ke kos. Pukul setengah 11 malam Deyta menelponku.
“mas, aqu ga bisa tidur, hotelnya serem, masIdo kesini donk, temanin aqu” pintanya.
Maka aqu pun langsung menuju hotel itu. Waktu menuju kamar Deyta , aqu sempat melihat
beberapa pasangan chek in, ada yg masih muda, ada pula yg sudah berumur. Pahamlah aqu bahwa
hotel ini termasuk hotel esek-esek yg banyak dibicarakan teman-teman kampusku. Kamar yg
ditempati Deyta berada di ujung lorong, sehingga terlihat memang lebih luas, Deyta masih belum
ganti pakaian, “aqu mau k kamr mandi taqut mas, lampunya kecil” jawabnya waktu kutanya kenapa ga
ganti pakaian. “Ya udah, aqu disini, kamu cuci muka trus ganti pakaian tidur ya” kataqu.
Sementara aqu tiduran diatas spring bed, ternyata karena taqut (atau entah sengaja) Deyta ganti
pakaian tanpa menutup pintu kamar mandi, tentu saja aqu bisa melihatnya dari kaca besar di depan
pintu kamar mandi. Dari situ aqu melihat Deyta cuma mengenakan celana dalem, tanpa BH di balik
daster tidurnya.
Dgn menggunakan daster, Deyta naik ke atas spring bed dan berbaring di sebelahku. Sedikit ja’im
aqu kemudian duduk, “kamu mau tak tungguin disini atau aqu pulang aja ke kost?” tanyaqu.
“MasIdo disini aja, khan kita ga ngapa-ngapain” jawabnya. Aqu pun turun dari spring bed dan duduk
di kursi berlengan yg ada dalem kamar itu. “lho, kok di situ sich? Disini aja ama aqu. Kan tempat
tidurnya masih luas” protes Deyta . Dari pada diprotes terus (dan karena memang ngarepin) aqu pun
kembali berbaring di sebelahnya.
Lama kita terdiam, aqu kira dia sudah tertidur, sehingga aqu kemudian membuka ikat pinggang dan
retslueting celana jeansku, karena aqu memang tak biasa tidur dgn celana jeans, Bahkan kadang aqu
tidur cuma dgn celana pendek, tanpa celana dalem. “kenapa mas? Sesak ya?” Tanya Deyta yg
ternyata belum tidur. “iya, aqu ga biasa tidur pakai jeans” jawabku. “ya udah, celananya dibuka aja,
masIdo pakai selimut ini lho” kata Deyta lagi smbil menyerahkan selimut dan kemudian membalik
tubuhnya. Jadilah aqu cuma bercelana dalem berbungkus selimut tidur disamping Deyta .
Sekitar jam 3 dinihari, aqu terbangun karena seperti mendengar suara tangis. Waktu kubuka mata,
ternyata di depanku Deyta menangis sembari memandangku. Aqu yg bingung kemudian bertanya
kenapa, bukannya menjawab, tangis Deyta justru makin kuat. Khawatir diduga melaqukan
kekerasan oleh orang diluar kamar, aqu menarik Deyta dan mendekapnya.
Deyta memelukku erat dan bercerita bahwa awal mula tak harmonisnya hubungan antara dia dgn
pacarnya karena pacarnya memaksa dia untuk berhubungan tubuh. Benar-benar iba, aqu pun
mendekapnya dalem pelukanku.halamandewasa.com Lupa kalo waktu itu aqu cuma memakai celana
dalem. Makin lama saling berpelukan, kita pun makin terbawa suasana, dari cuma saling memeluk
dan berpandangan, perlahan bibir kita mulai saling mendekat dan berpagutan, rasa asin dari air
matanya tak kurasakan, yg ada cumalah nafsu, Deyta pun mulai menunjukkan hal yg sama.
Napasnya makin memburu, permainan lidahnya makin agresif, bahkan gerakan tangannya mulai
meremas lengan dan kaos yg kukenakan. Remasannya makin lama malah menarik kaosku ke atas,
seolah meminta aqu melepasnya, maka kubuka kaosku dan tinggal bercelana dalem dihadapan
Deyta . Melihat dadaqu yg ditumbuhi rambut halus, Deyta terlihat makin bernafsu, dia memegang
dadaqu dan meremasnya, aqu pun merasa tak perlu berbasa-basi lagi, maka segera kutarik keatas
pula dasternya, sehingga dia pun cuma tinggal memakai celana dalem.
Kita sempat saling memandang, “mas, aqu pernah menolak L***** untuk ML sama aqu, sampai dia
memaksaqu dan bahkan mendekap mulutku dgn bantal, tapi sekarang aqu ikhlas mas, kalo kamu
mau jadi pacarku, aqu ikhlas menyerahkan diriku ke kamu malam ini” kata Deyta sembari menangis.
Aqu tak menjawab, aqu kembali menariknya ke pelukanku, memberinya waktu untuk melepaskan
semua beban yg ada dihatinya. Tetapi tak lama kemudian, dia mulai kembali menciumi bibirku.
Kita pun kembali saling berpagutan, kali ini tak ada lagi ja’im di benakku. Sembari tetap berciuman
bibir, tanganku mulai meremas-remas dada dan bokongnya. Dia yg mulanya cuma meremas lengan
dan dadaqu, perlahan tangannya turun tapi terhenti di atas perutku. Karena tak sabar, langsung kuarahkan tangannya untuk memegang kemaluanku.
Dan dia pun menggenggam kemaluanku dgn kuat. Bibirku mulai turun ke lehernya, kugigit pelan dan
kuhisap-hisap sehingga meninggalkan bekas merah di kulitnya yg putih, terus aqu turun dan mulai
mendekati dadanya, kuhisap buah dadanya, sembari terkadang kupilin putingnya bergantian, dia makin
bergoyg liar remasan-remasan tangannya mulai membuat perih di tubuhku. Aqu terus menggigit-
gigit pelan dan menghisap tubuhnya, turun ke perut dan terus turun, sampai pada batas atas celana
dalem hitam yg dikenakannya.
Aqu berhenti, dan memandangnya, “boleh aqu buka?” tanyaqu, dia mengangguk dgn menatapku
sayu. Dgn kedua tangan kubuka penghalang terakhir antara aqu dan lubang kenikmatannya, rambut-
rambut kemaluannya tipis dan wangi menunjukkan dia rajin merawat propertinya itu. Belahan
kemaluannya masih sangat rapat, kuminta dia untuk melebarkan kedua kakinya, dia sempat menolak,
“malu mas” tapi setelah aqu sedikit memaksa, di pun mulai melebarkan kedua kakinya,
menunjukkan bagaian dalem kemaluannya yg berwarna merah muda.
Langsung kucium, kujilat dan kuhisap-hisap semua bagian kemaluannya, mulai bagian labia mayora
(bener ga sich itu namanya?) sampai klitorisnya yg berbentuk tonjoan sebesar kacang tanah. Dan
akibatnya, Deyta seperti kesetanan, pinggulnya naik-turun berusaha menghindari seranganku ke
kemaluannya, “udah mas, udah.. geli..aqu geli…” tukasnya. Tapi aqu pun terus berusaha merapatkan
bibirku ke titik sensitive itu.
Dan tiba-tiba dia berkata “maasss, aqu…mau.. pipis….” belum sempat aqu menarik kepalaqu dari
pangkal pahanya, justru kedua paha itu menjepit kepalaqu, kedua tangannya menekan kepalaqu
semakin mendekati kemaluannya dan pinggulnya diangkat tinggi-tinggi. Dia mendapatkan klimaks
pertamanya setelah ku rangsang dan ku oral selama 15 menit. Tak ayal cairan kemaluannya pun
membasahi hidung dan mulutku. Aroma dan rasa yg khas membuatku makin bernafsu terus kuhisap
semua cairan yg keluar dari lubang itu sampai habis.
Setelah jepitan pahanya agak melonggar, aqu langsung kembali ke sampingnya. Kucium bibirnya
sembari kubelai-belai buah dadanya. “Enak, ga ?” tanyaqu. “Enak banget, aqu sampai lemes banget. Mas
Ido pasti udah sering ya, kok pengalaman banget?” tanyanya *dalem situasi seperti ini, kalo aqu jujur
aqu sudah pernah ML sama 3 cewek sebelum dia bisa merusak suasana* maka kujawab “ aqu baru
pertama sama kamu ini kok.
Aqu Cuma sering liat BF aja” “wah, pantes, belajarnya dari film” kata Deyta sembari tersenyum dan
memelukku. Setelah 1 menit, dia mencium bibirku dan bertanya “sekarang aqu mesti gimana buat
gentian muasin mas Ido ?” Aqu pun tersenyum dan melirik kemaluanku yg kepalanya sudah keluar
dari batas celana dalemku.
Dia tersenyum, lalu mulai bergerak membuka celana dalem yg aqu kenakan. Dia memegang
kemaluanku lalu bertanya “mau diapain ini mas?” pertanyaan lugu yg menggoda, tapi karena malas
basa-basi lagi aqu pun menjawab “masukin donk, tapi sebelumnya diisep dulu” dia tersenyum, lalu
mulai mengocok pelan kemaluanku.halamandewasa.com Setelah agak keras, dia mulai memasukkan
junior ke dalem mulutnya dan menghisapnya, tapi karena memang belum pernah (setaknya menurut
pengaquannya) maka rasanya pun tak terlalu enak.
Agak sakit malah, karena beberapa kali menyentuh giginya. “jangan kena gigi donk yg, sakit” kataqu.
“aduh mas, sorry, aqu ga bisa kaya gini” jawabnya “Mas langsung masukin aja yah, aqu pasrah kok”
katanya. Lalu dia berbaring disampingku sembari membuka kedua kakinya.
Melihat posisi itu, aqu pun bangkit, kujilati sebentar klitorisnya supaya agak basah, dia mulai
mendesah pelan. Kubasahi juga ujung kemaluanku dgn sedikit air liur, lalu mulai kugesek-gesekkan di
depan lubang kemaluannya. Meski mengaqu sudah tak perawan karena paksaan mantan pacarnya,
ternyata lubang kemaluan Deyta sangat sulit ditembus. Masih sangat sempit, dan aqu ga tega waktu
sedikit memaksa mendengar dia menjerit tertahan, “aduh mas, sakit mas…” maka kutunda lagi
memasukkan kemaluanku dalem kemaluannya.
Sembari tetap kugesek-gesek, aqu mulai mendorong waktu kurasa sudah cukup basah, berhasil
masuk kepala kemaluanku masuk kedalem kemaluannya. Di sinilah aqu merasakan perbedaan
antara kemaluan Deyta dgn kemaluan milik Ika, Icha dan Eta yg pernah kurasakan seblumnya. Kalo
kemaluan lain kenikmatan itu sangat terasa waktu aqu memasukkan kemaluanku dalem-dalem,
maka kemaluan Deyta terasa sangat menjepit justru waktu baru sepertiga kemaluanku masuk.
Maka aqu pun, cuma menggerakkan kemaluanku maju mundur di titik itu.
Tetapi berbeda dgn yg kurasakan, Deyta justru sangat kesakitan dgn cara itu. “mas, cabut dulu
mas. Sakit mas” ujarnya. “ya, bentar yah, aqu enak bgt nich sayg” kataqu. Dia seperti menahan rasa
sakit, bibirnya digigit. “mas, udah dulu donk…sakit nich, perih…” katanya lagi. Sebenarnya aqu ga
tega, tapi aqu pun merasakan kenikmatan dgn cuma bermain di permukaan kemaluannya itu.
Akhirnya aqu mengalah dan memutuskan untuk mencabut kemaluanku dari kemaluannya.
Tetapi sebelum mencabut, aqu ingin mencoba memasukkan keseluruhan batang kemaluanku dalem
kemaluannya, maka kudorong penuh kemaluanku ke dalem kemaluannya, sedalem aqu bisa, tetapi
ternyata mentok dan aqu bisa bisa merasakan dinding rahimnya tepat di depan kepala kemaluanku.
Waktu itulah aqu merasakan perubahan pada diri Deyta . Dia yg semula menahan sakit sembari
menggigit bibir dan memejamkan mata, tiba-tiba matanya terbuka lebar, mulutnya menganga
tertahan. “mmmaaaassssss……” suaranya tertahan dan bergetar. “mmmaaasss….”katanya.
Tangannya mencengkram erat kedua lenganku.
Sewaktu kemudian dia berubah makin liar, setiap kali aqu tarik mundur kemaluanku, dia justru
memajukan kemaluannya seolah tak mau melepaskan sedikit pun kemaluanku dari kemaluannya.
Tangannya memelukku erat, kemudian tubuhnya tiba-tiba mendorongku berguling ke kanan
sehingga sekarang dia berada di atas tubuhku.halamandewasa.com Dia tetap memelukku erat
sembari menggoygkan pinggulnya ke semua arah, maju-mundur, kanan-kiri, depan-belakang bahkan
diselingi memutar, aqu yg merasakan perubahan ini kemudian mulai mengatur posisi, kuluruskan
kedua kakiku dan menbiarkan tubuh Deyta menguasaiku, dia menggerakkan pinggulnya ke segala
arah bagai kesetanan, aqu berusaha mengimbangi gerakannya dgn melawan arah setiap gerakan
pinggulnya.
Tetes keringat kita membasahi kasur, tapi keganasan Deyta seolah tak akan berakhir. Beberapa
waktu kemudian tiba-tiba dia menekan dalem-dalem pinggulnya. Tangan kanannya mencengkram
lengan kiriku dan tangan kirinya menjambak rambutku. Kemaluanku seperti diremas-remas dgn kuat
oleh kemaluannya dan dia menjerit tertahan “aaaaaccchhhh……” tubuhnya mengejang, kaqu
sewaktu lalu ambruk diatas tubuhku. “enak banget mas..enak banget….aqu pengen ******* terus
ama kamu kaya gini. Enak banget” ujarnya berbisik di telingaqu.
Aqu cuma tersenyum mendengar kata-katanya, sementara Deyta masih terbaring lemas diatas
tubuhku, kemaluanku yg masih menancap dalem kemaluannya bergerak-gerak mencari perhatian ;p
dia pun merasakannya, dan mulai bangkit. “mas, aqu lemes banget, mas diatas aja dech, aqu pasrah.
Udah lemes bgt nich”katanya. Dia lantas menjatuhkan tubuhnya, dan sembari membuka lebar
tangan dan kakinya, dia berkata nakal “aqu pasrah mas, perkosa aqu, nodai diriku sepuasmu…..”
sembari tersenyum nakal.
Aqu pun langsung, naik ke atas tubuhnya. Sengaja kuangkat kedua kakinya sembari kulingkarkan di
pinggangku. “gini, biar kerasa makin enak” kataqu, sewaktu kemudian aqu mulai mendorong
kemaluanku masuk dalem kemaluannya. Ini perbedaan kedua antara kemaluan Deyta dgn kemaluan
lain yg pernah kurasakan, meski basah karena cairan klimaks sebelumnya, tapi waktu kumasukkan,
tetap aja kemaluanku rasanya seperti dijepit dgn kuat. Aqu pun mulai menggoyg pinggulku maju-
mundur.
Setelah melihat liarnya Deyta waktu kumasukkan dalem kemaluanku, dan merasakan kenikmatan
kemaluannya waktu di permukaan, maka kucoba memainkan masuknya kemaluanku dgn ritme 3
plus 1, yaitu tiga kali aqu dorong dgn cuma memasukkan sepertiga kemaluanku, dan kemudian satu
kali dorongan dalem yg memasukkan kemaluanku sedalem-dalemnya sampai terasa mentok di
dinding rahim Deyta .
Dan efeknya, meski mengaqu sudah lemas, tapi tiap kali aqu dorong dalem kemaluanku dalem
kemaluannya, tubuh Deyta seperti mengejang. Pinggulnya ikut terangkat tiap kali aqu menarik
kemaluanku, dan suaranya tertahan “mmaaasss….” Dia terus meremas lenganku dan menggigit kuat
bibirnya sendiri. “mmmaaasss, jangan nyiksa aqu doonkk… masukin yg daallleeem dddooonnkkk….”
Pintanya dgn mata sayu menatapku dan suara bergetar. Karena kasihan, aqu pun langsung
menaikkan ritme goyganku dgn mendorong dalem kemaluanku dalem kemaluannya.
Dan Deyta kembali kesetanan, dia membalas setiap tusukan kemaluanku dgn gerakan pinggul yg ke
segala arah, bahkan tangannya meremas erat kedua bokongku sembari menakannya agar makin
dalem masuk dalem kemaluannya. “mmass, dalem lagi mmaaass, masukkiinn dalem lagi…eennaakk
bangeettt masss….”ujarnya. Dan gerakan pinggulnya pun kurasakan makin terasa nikmat waktu
kemaluannya terasa memijat dan meremas-remas kemaluanku, dan ini membuat aqu pun mulai
merasakan cairan lahar putih akan mulai muntah dari kemaluanku. “Deyta , aqu mau keluar sayg,
aqu tarik yah” kataqu. – CerpenSex
Deyta mengangguk, tetapi gerakan pinggulnya dan tangannya berkata sebaliknya, pinggulnya justru
makin terangkat ke atas, sedangkan tangannya makin menekan bokongku untuk makin masuk ke
dalem kemaluannya. Sementara didalem pun kemaluanku terasa makin kuat disedot, diremas dan
dipijat otot-otot kemaluannya. Akhirnya karena tak tahan aqu pun memuntahkan pejuhku dalem
kemaluannya. Crot.. crot.. crot..dan sedetik kemudian Deyta kembali mengejang, tubuhnya kaqu
dgn posisi tangan menekan bokongku agar makin mendorong masuk kemaluanku dalem lubang
kemaluannya. “mmaaasss….aaaccchhhh….eeennna aakkkk” teDeyta knya tertahan dgn suar
bergetar. Aqu segera mencabut kemaluanku dari kemaluannya dan menjatuhkan tubuhku disampingnya.
Kulirik jam di HPku, jam 7 kurang 20 menit. Berarti sekitar 3,5 jam kita memadu kasih dan mengejar
surga dunia. Aqu mencium bibirnya sembari meremas buah dadanya. “Aqu sayg kamu, mas…” kata
Deyta . Kita pun kembali tertidur sampai jam 10 pagi Setelah itu kita mandi bersama. Setelah
sarapan aqu kembali mengantar Deyta ke terminal bus untuk kembali ke kota S.
Sejak waktu itu, aqu berpacaran dgn Deyta . Hubungan kita sempat berjalan selama sekitar 2 tahun,
sampai akhirnya dia dijodohkan dgn seorang pDeyta tetangga kampungnya di Pekalongan. Sekarang
dia telah memiliki 2 anak dan tinggal di kota S. Yg tak pernah Deyta tahu, bahwa dia bukan perempuan
pertama yg bercinta dgnku, dan bahwa selama 2 tahun hubungan kita pun aqu beberapa kali
bercinta dgn perempuan lain.
nonsense
Wednesday, February 22, 2017