Aq liburan ke kota bandung, menginap dirumah om ku adik ibuku yang paling kecil. Mereka 7 bersaudara dan ibuku yang tertua, aq saat itu baru berumur 19 thn dan omku 34 thn. Istri om ku, tante Nani (26 thn), orangnya cantik bertubuh mungil tapi padat. Pantanya montok dengan pinggang yang ramping dan perut yang datar, maklum mereka belum mempunyai anak, biarpun sudah kawin hampir 4 thn.
Akan tetapi tante Nani, orangnya sangat judes, dia tidak memandang memandang mata keluargaku, maklum keluarga kami hanya biasa-biasa saja, sedangkan tante Nani datang dari keluarga yang sangat kaya di kota S, dia hanya dua bersaudara dan Sela (22thn) adik perempuanya masih duduk dibangku kuliah di ITB dan tinggal dirumah om dan tante Nani di kota B
Selama aq tinggal di rumah om ku ini, hampir setiap hari tante Nani ngomel aja, karena tante Nani tidak suka kalau aq menginap dirumah mereka. Disamping aq memang termasuk anak yang bandel, biarpun secara postur tubuh, aq sudah keliatan sangat dewasa, karena tinggiku 175cm dengan tubuh yang berotot, tante Nani curiga saja dan menaganggapku sering menerima duit dari om ku, padahal jarang sekali om ku ngasih duit ke aq.
Saat ini aq tinggal dirumah mereka, sebenarnya hanya terpaksa saja, karena aq sedang liburan di kota B dan Ibuku memberitahukan pada om ku yang memaksa tinggal dirumahnya. Hari ini entah mengapa aq merasa suntuk sekali sendirian, kemarin sore sebelum om ku pulang kerja, tante Nani ngomel-ngomel dan menunjukkan wajah cemberut tarhadapku.
Saat itu rumah dalam keadaan sepi, om ku sudah berangkat kerja, mbak Sela adik tante Nani sedang pergi kuliah, Bi Inah lagi pergi ke pasar, dan tante Nani katanya mau pergi kondangan. Tadi sebelum pergi nada setengah membentak, tante Nani menyuruhku menjaga rumah. ‘dari pada bt dirumah sendirian, mending nonton bokep aja di kamar’ pikirku.
TV mulai kunyalakan, kuambil cd bokep yang kemarin kupinjam ditempat persewaan dekat rumah, adegan-adegan hot nampak di layar tv. Mendengar erangan-erangan artis bokep yang cantik dan seksi tersebut membuatku terangsang. Dengan lincahnya tanganku melepas celana dan celana dalamku sendiri. Penisku yang sejak tadi tegang mengeras kukocok pelan-pelan. Film bokep yang kuputar itu sangat hot, sehingga gairahku semakin menggelora. Kutanggalkan pakaian yang masih melekat ditubuhku, akhirnya tubuhku tanpa ada penutup sehelai benang pun. Kocokkan tanganku makin lama makin cepat seiring panasnya adegan yang kutonton. Kurasakan ada denyutan dalam penisku yang ingin menyeruak keluar. Aq mau mencapai orgasme, tiba-tiba,
“Faiz.. apa yan kamu lakukan!!!” teriak dari suara yang aq kenal
“Ohhh… tante?! aq sungguh terkejut dan sangat bingung sekali saat itu.
Tak kusangka tante Nani yang katanya mau pergi kondangan bisa kembali secepat itu. Tanpa sadar aq bangkit dan kedekati tante Nani yang cantik dan judes itu, yang masih berdiri dalam keadaan terkejut dengan mata membelalak melihat keadaanku yang bugil dengan batang penisku yang panjang dan besar masih dalam keadaan tegang mengeras itu. Tiba-tiba entah setan dari mana yang mendorongku, secara reflek aq medekap tubuh tante Nani itu. Tubuhnya yang mungil dan tingginya yang hanya sampai sebahu dariku, kubekap erat dan kutarik agak keatas, sehingga tante Nani hanya berdiri dengan ujung jari kakinya saja dengan kepala mendongak keatas, karena terkejut. Dengan cepat kulumat bibir seksinya itu.
“Emmmphhh… pppfffff!!!!” tubuh tante Nani seketika mengejang dan agak menggeliat menerima perlakuan yang tidak pernah dia sangka akan berani aq lakukan itu dan sesaat kemudian tante Nani mulai memberontak dengan hebat, sehingga lumatnaku di bibirnya terlepas.
“Faiz.. jangan kurang ajar kamu ya.. bernai benar kamu ini… ingat, Faiz… aq ini istri om mu!!! cepat lepaskan, nanti aq laporkan kamu ke om mu….” teriak tante Nani dengan suara garang mencoba mengancamku.
Aq tak memperdulikannya, salah tante Nani sendiri sih, orang mau orgasme kok diganggu. Dengan liarnya kujilati belakang telinganya dan tengkuknya, kedua toketnya yang biarpun tidak terllalu besar, tapi pada itu langsung kuremas-remas dengan buasnya, sampai tante Nani menjerit-jerit. Disamping nafsuku yang memang sudah menggila itu, ada juga rasa ingin balas dendam dan mau mengajar adat padanya atas perlakuan dan padnanganya yang sangat menghina padaku.
Dia mencoba berteriak, tapi dengan cepat aq segera melumat bibirnya lagi. Ada kali sepuluh menit aq melakukan itu, sementara tante Nani terus meronta-ronta, dan mengancamku serta mencaci makiku, aq sudah tidak memperdulikannya lagi. Aq terus menyerangnya dengan liar dan mengelus-elus dan meremas-remas sekujur tubuhnya sambil terus melumat bibirnya dengan liar. Dia tidak dapat melepaskan diri dari dekapanku, karena memang tubuhku yang tinggi 175cm dengan tubuh atletis dan berotot, tidak sebanding dengan tubuh tante Nani yang 155cm dan mungil itu.
Akibat seranganku yang menggila itu, lama kelamaan kurasakan tidak ada lagi perlawanan dari tante Nani, entah karena dia sudah lelah atau mungkin dia mulai terangsang juga. Merasa sudah tidak ada perlawanan lagi dari tante Nani, batang penisku yang sangat tegang mengeras itu ku gesek-gesekkan pada perutnya dan kemudian kuraih tangan mungilnya dan kuelus-eluskan ke batang penisku. Tubuhnya terasa mengejang, akan tetapi kedua matanya terpejam, dan tidak ada perlawanannya darinya.
Kemudian ketika dengan perlahan kubuka baju tante Nani, dia dengan lemah masih mencoba menahan tanganku, akan tetapi tanganku yang satu mengunci kedua tanganya dan tanganku yang lain membuka satu demi satu kancing bajunya, dan perlahan-lahan mempertontonkan keindahan tubuhnya di balik kain itu. Setelah berhasil membuka baju dan BH nya, kuturunkan ciumanku menuju ke toket tante Nnai yang padat berisi.
“Faiiizzz… aampuuuunnnnnnn… iiiii… iingaatttt… Izzzzz…!!!!”
Kucium dan kuhisap puting susunya yang berwarna kecoklatan itu. Sesekali kugigit pelan dan kupilin puting susunya, sementara kusingkap roknya dan jari-jari nakalu mulai mengelus memeknya yang masih tertutup celana dalam.
“Iiiihhhhh…. aahhhhh…. ahahhhhh .. hhhh… ssshhhhhhh….. Faaiiiizzzzzz!!!!!” akibat perlakuanku itu, kayaknya tante Nani mulai terangsang juga, itu terasa dari tubunya yang mengejang kaku dan dengusan nafasnya makin memburu. aq pun makin memperhebat seranganku dan tiba-tiba tante Nani bergetar dengan hebatnya dan…..,
“Aaaargghhhhh… fAIIIIZZZZ.. janggannnnnnn… Faaiiizzzzz iii..ngaattttt… Faizzzzz… aaaghhhh….oogghhhhh… ooogghhhhhhh!!!!” akhirnya, disertai tubuhnya yang mengejang dan menggeliat-geliat hebat, serta kedua tanganya mendekap punggungku…. cret.. cretttt.. crettt… cairan kenikmatan tante Nani membasahi celana dalamnya sekalian jemariku.
Setelah masa orgasmenya berlalu, terasa tubuh tante Nani melemas terkulai dalam pelukanku dan kedua matanya masih terpejam rapat, entah perasdaan apa yang sedang bergelora dalam tubuhnya, malu, puas atau putus asa akibat perlakuanku terhadapnya, sehingga dia mencapai orgasme itu. Tarikan nafasnya masih terengah-engah berat. Kami diam sejenak, sementara tubuh tante Nani masih bersandar lemas dalam dekapanku dengan mata terpejam. Jari-jari lentik tante Nani masih menggenggam batang penisku yang masih tegang menbgeras.
Akhirnya dengan perlahan kepala tante Nani mendongak keatas dan terlihat pandangan matanya yang sayu menatapku, sehingga menambah kecantikan wajahnya dan secara lembut terdengar suaranya.
“Aaaahhhh.. Faiizzzz, apa yang perbuat pada tantemuj ini…?”
“Eeehmm.. maaffkan Faiz tante.. Faiz lupa diri… abis tante tadi masuk tiba-tiba selagi Faiz akan meraih klimaks… salah tante sendiri sihh… lagi pula tante cantik sekali sihhh….!!!” sahutku sekenanya.
Kayaknya sekarang tante Nani sudah pasarh dan sambil tanganya masih menggenggam batang penisku katanya lagi….
“Faiizzz.. penis kamu besar sekali yaaa??? Punya om mu nggak sebesar ini…!!!”
“Aaahhh, tantee… apa benar???” memang batang penisku panjangnya 20cm dan besar juga kepala penisnya yang bulat besar, apalagi kalau sangat bernafsu begini.
Jemari lentik tante Nani yang tadinya hanya menggenggam saja, kini mulai memainkan batang ppenisku dengan lembut. Seperti mendapat mainan baru, tangan tante Nani tak mau lepas dari itu.
“Tanteee.. kok di diemin aja,, dikocok dong… biar nikmat…..”
“Faiz, Faizz.. kamu keburu nafsu aja… aaahhhhhh…..” perlahan-lahan kedua tanganku menekan bahu tante Nani, sehingga tubuh Nani berjongkok dan sesaat kemudian kepalanya telah sejajar derngan selankanganku.
Kedua tangan tante Nani segera memeggang batang penisku dan kemudian mulai dijilatinya kepala penisku dengan lidahnya.
Tubuhku terasa bergetar menerima rangsangan dari lidah tante Nani. Dijilatinya seleruh batang penisku, mulai dari ujung sampai pangkal. Tak ada yang terlewat dari sapuan lidahnya.
Dimasukkannya batang penisku ke mulutnya tapi tak semuanya bisa masuk, di kocoknya batang penisku di dalam mulutnya.
Mungkin hanya 3/4 batang penisku yang dapat masuk ke mulut tante Nani. Kurasakan dinding tenggorokkan tante Nani menyentuh kepela penisku. Sungguh sensasi yang luar biasa menjalar ke sekujur tubuhku. Cukup lama tante Nani memainkan batang penisku dengan mulutnya. Kurasakan batang penisku mulai berdenyut-denyut hebat. Dari dalam kurasakan ada sesuatu yang memaksa untuk keluar.
Merasa aq akan keluar, tante Nani semakin cepat mengocok batanbg penisku.
“Tanteee.. oghh.. ohh.. taannnn… Faixx mau keluar…. ooouugghhhh…. taannnn….!!!”
Akhirnya.. crett.. crett.. crett.. crettt.. hampir 7 kali pejuhku menyembur dari ujung penisku. Diminumnya pejuhku dengan, dijilatinya semua, sampai tak ada lagi pejuh yang tersisa. Meskipun sudah keluar tetapi batang penisku tetap saja masih berdiri kokoh, meski tak seberapa keras lagi.
Melihat itu, tante Nani menciumi kepala penisku dan menjilatinya hingga bersih.
Kemudian kutarik berdiri tubuh tante Nani dan kudorong ke ranjang, sehingga tante Nani terlentang di atas ranjang. Dengan cepat kulepas rok sekalian celana dalam tante Nani, sehingga sekarang tante Nani terlentang diatas ranjang dengan tubuhnya yang mungil tapi padat itu dalam keadaan bugil. Tante Nani hanya menatapku dengan pandangan yang sayu dan terlihat pasrah.
Aq naik ke ranjang dan kedua kakinya kukangkangkan lebar-lebar dan aq berjongkok diantara kedua pahanya yang terpentang membuka lebar lubang memeknya yang telah licin, siap untuk disodok.
Kupegang batang penisku dan kugesek-gesek sepanjang bibir memeknya, sambil kutekan-tekan pelan. Merasakan gesek-gesekkan lembut memek tante Nani, Batang penisku mulai mengeras lagi. Ku ambil tangan tante Nani danku tempatkan pada batang penisku, segera digenggamnya batang penisku dan diarahkan ke lubang memeknya. Dengan sedikit gerakkan menekan, kepala penisku perlahan-lahan mulai masuk setengah ke lubang memek tante Nani.
Terasa lubang memek tante Nani sagat sempit dan mencengkram batang penisku. Dinding memek tante Nani membungkus rapat batang penisku, kutekan lagi dan tubuh tante Nani menggelinjang.
“Oooogghhhhhh Faiiizzzz… be.. beesaarrr ssekaliiiii… pelaan peellaannnn Faiizzzzz.. aaaghhhhhhhh…!!!!” tante Nani merintih pelan.
Secara perlahan dan hati-hati aq menekan batang penisku semakin dalam
“Terusss… terusss… aaaghhhh… nikmaattt sekaliiii…” terasa jepitan kuat dinding kemaluan tante Nani yang menjepit rapat batang penisku.
Perasaanku terasa melayang-layang dilanda kenikmatan yang sungguh luar biasa ini….
“Taanntteeee… aaaghhhhhhh… nikkmmaattt…. taannnn….!!!”
Dengan kedua kakinya terkangkang lebar dan kedua tanganya berpegangan pada pinggangku, tante Nani memandangku dengan tatapan sayu, terlihat sangat cantik mempesona, sehingga aq yang sedang bertumpu diatasnya perasaanku terasa menggila, melihat dam merasakan wanita cantik dan ayu yang bertubuh mungil tapi padat ini, terlantang pasrah di bawahku.
Dengan perlahan kugerakkan pinggulku menekan kebawah, sehingga batang penisku terbenam makin kedalam kelubang memeknya, Dalam.. dalamm.. terusss.. terus.. daaannnn… kemudian.. kepala penisku terasa mentok, karena beberapa kali tubuh tante Nani mengejang ketika aq mencoba menekan lebih kuat, aq kemudian mulai menarik keluar dan selajutnya mengocok keluar masuk.
Dengan semangat aq mulai mengocok naik turun. Gerakkan naik turun yang terkadang diselingi dengan gerakkan memutar, sungguh merupakan sensasi yang sangat luar biasa. Apalagi posisi kedua paha tante Nani terkangkang lebar, membuat sodokkanku terasa jauh di dalam dasar lubang memeknya. Aq dapat melihat toket tante Nani bergerak-gerak keatas kebawah setiap kali aq menekan masuk penisku dalam-dalam sehingga kedua selangkangan kami berimpit rapat-rapat.
Kemudian kurasaan otot-otot memek tante Nani dengan kuat menghisap batang penisku. Semakin lama kurasa semakin kuat saja memek tante Nani menjepit batang penisku. Kulihat wajah tante Nani nampak makin memerah menahan orgasme keduanya yang akan melandanya sebentar lagi.
“Aduuuuhhhhhh… Faiiizzzz… ooogghhhh… ooohhhhh… hhhh…hhhh… Faiizzzz tantteeee mmaaa.. mmmaauuu keluaaarr lagiiiiihhhh, Faiiizzzz!!!!!” dan seeerrrrr… kurasakan cairan hangat membasahi batang penisku.
Sementara nafsuku sudah sangat memuncak menuntut penyelesaiannya, aq sudah tidak bisa lagi bertindak lembut, tanpa ba bi bu, segera saja kupercepat kocokkanku, mendapat serangan yang agak kasar dan tiba-tiba itu tante Nani menjerit-jerit kesakitan. Meskipun lubang memek tante Nani telah basah dan licin sekali, tapi tetap saja terasa peret untuk ukuran batang penisku yang besar.
Tak ku perdulikan lagi suara tante Nani yang menjerit-jerit kesakitan, yang ada di pikiranku saat itu adalah aq ingin segera menuntaskan ini dan merasakan nikmat luar biasa yang akan datang kepadaku. Kurasakan batang penisku berdenyut-denyut dengan hebatnya, ada sesuatu yang berusaha untuk keluar dari batang penisku. Kucoba untuk menahannya selama mungkin agar tidak segera menyembur, tapi jepitan memek tante Nani terlalu kuat akhirnya meruntuhkan pertahananku.
“Oooogghhhh taaannnnn teeeee aaahhhhhhhh…!!!!” eluhan panjang dengan penuh kenikmatan keluar dari mulutku disertai dengan Crett..crett.. crett.. crettt… semburan pejuhku menyembur dengan kuat, mengisi relung-relung terdalam lubang memek tante Nani, kemudian tubuhku tertelungkup lemas menindih tubuh mungil tante Nani, sementara kubiarkan batang penisku menancap di dalam lubang memek tante Nani untuk merasakan sisa-sisa kenikmatan. Kurasakan memek tante Nani tetap saja berdnyut-denyut, meski tak sekuat tadi.
“Tante, makasih yah, udah mau nemenin Faiz main..!!!” kataku manja.
“Kamu, tuh, Faiz, kalau lagi nafsu jangan main maksa dong, masak tantemu sendiri kamu perkosa juga….!!!”
Sejak kejadian itu sikap tante Nani terhadapku berubah 100%, biarpun sikap kami ini tetap terjaga di hadapan om dan adik tante Nani. Aq dan tante Nani sering bersetubuh kalau rumah lagi sepi. Aq pun makin merasa sayang saja terhadap tante Nani, apalagi tante Nani melayani nafsu sex ku dengan rela dan sepenuh hati.
nonsense
Monday, February 27, 2017